”AGROINDUSTRI MANIS” SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN WISATA
SEJARAH PABRIK GULA DENGAN NILAI EDUKASI DAN BENEFIT BAGI PABRIK GULA DI
LINGKUNGAN PTPN X
Agi Arinta
Universitas Brawijaya Malang
Email: arintaagi@gmail.com
A. PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Produktivitas dari alam mempunyai
banyak ragam. Terlebih dari dunia perkebunan seperti tebu, kakao, kopi, dan
komoditas lainnya. Tebu merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia
untuk menghasilkan produk utama berupa gula pasir. Di Indonesia industri
pengolahan gula pemerintah dibawah tanggung jawab PTPN ( PT. Perkebunan
Nusantara ) yang berada dibawah kementrian BUMN ( Badan Usaha Milik Negara).
PTPN X merupakan penggabungan kebun-kebun di Jawa Tengah dan Jawa
Timur dari eks PTP XIX, PTP XXI-XXII dan PTP XXVII. Di bentuk berdasarkan PP No. 15 Tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996. Terdapat
12 Pabrik Gula (PG) diantaranya PG. Kria, PG. Watoetoelis, PG. Toelangan, PG.
Kremboong, PG. Gempolkrep, PG. Djombang Baru, PG. Tjoekir, PG. Lestari, PG.
Meritjan, PG. Pesantren Baru, PG. Ngadirejo, dan PG. Modjopanggong.
Tanaman tebu ditanam pada areal lahan
sawah dan lahan kering seluas 65.320 ha yang terdiri dari areal tebu sendiri
seluas 2.857,10 ha dan areal tebu rakyat 62.462,90 ha. Produksi dari komoditi
tebu tersebut dihasilkan 213.219 ton gula, 12.138 gula industri, dan 229.033
ton tetes (Molases).
Pabrik Gula (PG) tidak selalu
berproduksi penuh 12 bulan dalam 1 tahun, namun hanya selama masa panen tebu
yaitu selama 6 bulan (juni/juli-november/desember). Selebih dari bulan tersebut
aktivitas pabrik gula diisi dengan melakukan perbaikan serta perawatan mesin.
Pabrik Gula di lingkungan PTPN X
merupakan pabrik gula dengan nilai sejarah tinggi. Hal tersebut ditunjukan
dengan bangunan-bangunan yang masih asli dari jaman penjajahan Belanda. Sebab,
sebagian besar pabrik-pabrik gula yang ada di Indonesia yang ada sekarang ini
merupakan peninggalan Belanda. Maka dari itu, sebagai warisan, Pabrik Gula
harus dijaga nilai sejarahnya. Namun, yang terjadi saat ini adalah image dari pabrik gula yang digambarkan
sebagai pabrik yang kotor, gelap, sepi saat tutup giling dan riuh saat buka
giling. Di sisi lain, peran pabrik dalam bidang sosial selama ini dilakukan utamanya
pada saat menjelang buka giling dengan beberapa kegiatan seperti pasar malam,
doa bersama, olahraga, dan kegiatan lainnya.
Selama ini, belum ada suatu program
dari PTPN X yang ditujukan untuk membuka hubungan dengan masyarakat umum
terlebih dengan nilai edukasi dan benefit dari kegiatan tersebut. Maka dari
itu, saya memiliki gagasan untuk membuat suatu program yang bernama “Agrowisata
Manis”. Program tersebut meliputi pembukaan Pabrik Gula pada masyarakat umum
yang direpresentasikan oleh museum gula ditiap-tiap PG di lingkungan PTPN X.
Selain itu juga dilakukan program Field
Trip ke bagian-bagian proses pabrik sekaligus penjelasan proses pembuatan
gula dari tebu hingga menjadi gula pasir. Serta mengadakan pelatihan produk
berbasis gula dan membuka akses informasi untuk melakukan kerjasama dengan PG
terutama bagi masyarakat yang ingin berwirausaha. Tidak tertinggal membuka
stand penjualan produk-produk dari PG tersebut maupun produk olahan gula yang
dibuat oleh masyarakat.
2. Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dari program ini adalah untuk mengembangkan Agrowisata Pabrik Gula
di lingkungan PTPN dengan nilai edukasi dan benefit yang mendatangkan
keuntungan bagi Pabrik Gula.
Sedangkan manfaat program ini diantaranya
yaitu:
-
Memberikan
masukan kepada pabrik gula di lingkungan PTPN X mengenai pengembangan pabrik
gula berbasis agrowisata memanfaatkan segala potensi dari setiap pabrik gula
yang ada dengan nilai edukasi dan benefit bagi pemasukan tambahan pabrik gula.
-
Mengeksplorasi
dan menjaga warisan sejarah dari Pabrik Gula yang dapat dinikmati oleh
masyarakat umum.
-
Diversivikasi
tujuan wisata edukasi yang ada di masyarakat
-
Pengembangan unit usaha sebagai sumber pemasukan lain bagi
Pabrik Gula.
B. BAHASAN
1. Kondisi Terkini
Pabrik Gula
di lingkungan PTPN X sebagian besar merupakan pabrik gula peninggalan jaman
penjajahan. Masih banyak bangunan-bangunan milik pabrik yang ada di sekitar
pabrik memiliki nilai seni dan sejarah yang tinggi. Selain itu,
peralatan-peralatan yang dari jaman dahulu masih dipakai hingga sekarang maupun
sudah tidak bisa dipakai juga memiliki nilai sejarah tinggi, misal: lokomotif
uap, rancang pabrik jaman dahulu dan sekarang, serta benda-benda lainnya. Di
sisi lain, citra pabrik gula sekarang ini yang merupakan pabrik yang kotor,
gelap, sepi jika tidak sedang proses serta riuh saat proses giling berlangsung.
Hal ini memberikan citra negatif oleh masyarakat akan kondisi pabrik gula saat
ini.
Selama ini
waktu kerja aktif pegawai pabrik gula
hanya pada saat musim panen tebu (musim giling). Selebihnya digunakan untuk
persiapan dokumen-dokumen, membersihkan peralatan/ mesin-mesin pabrik beserta
lingkungan pabrik. Dewasa ini, pabrik gula yang kebanyakan merupakan warisan
jaman belanda tertutup untuk umum. Kalaupun dibuka untuk umum hanya pada saat
ada acara pabrik seperti pasar malam, perlombaan olahraga, dan acara lainnya.
Pada dasarnya acara-acara tersebut digunakan untuk menunjukan eksistensi serta
kepedulian pabrik dengan masyarakat sekitar, namun acara-acara tersebut hanya
hiburan semata yang kurang memiliki nilai edukasi terlebih dengan dunia industri
gula tebu.
Direktur
Produksi PT Perkebunan Nusantara X T. Sutaryanto menyatakan pentingnya menata
lingkungan pabrik gula (PG). “Kami tahun ini menyiapkan dana untuk tata kelola
lingkungan 11 PG menjadi Rp 40,8 miliar, yang merupakan kenaikan dibandingkan 2012
hanya Rp 13,5 miliar agar target produksi gula tercapai,” (dikutip dari: www.bisnis-jatim.com
22 Januari 2013). Program tersebut dapat dijalankan beriringan dengan program Agrowisata Manis ini. Sehingga
perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh PTPN X selain memperbaiki internal
pabrik, juga dapat memberikan nilai tambah pada pabrik.
2.
Gagasan yang Diajukan
Dari berbagai
potensi dan masalah-masalah yang ada, saya menggagas solusi yang bernama
”Agrowisata Manis”. ”Agrowisata” berarti objek wisata yang berbasis
agroindustri/industri tanaman. Sehingga bukan saja mengangkat suatu tempat
sebagai objek wisata, namun juga memperhatikan sisi-sisi ekologi yang
berkorelasi positif dengan industri utamanya. ”Manis” menginterpretasikan rasa
dari produk utama PG, yaitu gula yang memiliki rasa manis. Sehingga dengan nama
program ”Agrowisata Manis” dapat mewakili bahwa program alternatif wisata yang
terdapat di Pabrik Gula dengan nilai edukasi bagi pengunjung.
Agrowisata
Manis memiliki beberapa percabangan kegiatan, dimana dapat dilihat pada bagan
dibawah ini:
Agrowisata
Manis merupakan suatu program dengan 3 jenis kegiatan, yaitu Museum Manis, Field Trip, dan Kewirausahaan Manis.
- Museum Manis
Untuk jenis kegiatan Museum Manis
diperlukan suatu ruang atau beberapa ruang yang difungsikan sebagai museum,
galeri, ruang pelatihan, bioskop mini, dan tempat-tempat lain yang sekiranya
diperlukan. Rancangan ruang yang mungkin diperlukan seperti gambar dibawah ini.
Keterangan :
- Monumen (Bagian alat/Lokomotif/gerbong tebu) atau Papan Nama yang menunjukan identitas tentang Museum Manis dan Agrowisata Manis tersebut. Semakin bernilai seni dan sejarah tinggi semakin bagus.
- Teras atau halaman dengan gazebo payung beserta tempat duduk untuk pengunjung yang sedang beristirahat atau konsumen yang ingin mengonsumsi produk dari galeri manis
- Meja Tamu/ receptionist yang bertugas sebagai sumber informasi mengenai Agrowisata manis. Di sini juga ada petugas keamanan serta pemandu wisata/ guide yang akan menjelaskan mengenai sejarah Pabrik Gula serta isi dari museum manis tersebut.
- Loby Museum yang berfungsi sebagai tempat berkumpul pengunjung dan tempat barang-barang/ foto-foto bersejarah milik Pabrik Gula,
- Foto-Foto/Gambar-gambar penting atau memiliki nilai sejarah/ edukasi yang berkenaan tentang Pabrik Gula. Misal : Gambar Pabrik berikut penjelasan sejarah berdirinya pabrik; Foto pabrik jaman dahulu (penjajahan); Pimpinan pabrik pertama; foto peresmian-peresmian pabrik; foto alat jaman dahulu dengan alat jaman sekarang; Foto kegiatan pabrik jaman dahulu; Foto pabrik sekarang dibanding jaman dahulu, dan lain-lain.
- Ruang bioskop mini yang akan memutar film edukasi tentang proses pembuatan gula dari tebu serta sejarah pabrik maupun industri gula Indonesia. Selain itu juga digunakan sebagai pengajaran teori dalam kegiatan kewirausahaan manis.
- Ruang pembuatan dan pelatihan produk-produk berbasis gula dimana sekat antara ruang ini dengan galeri produk dipakai kaca bening sehingga aktivitas dalam pembuatan produk dapat dilihat oleh pengunjung yang akan membeli produk di galeri. Hal ini akan memberika ketertarikan dan keingintahuan pembeli mengenai cara pembuatan produk tersebut.
- Galeri produk merupakan tempat display utamanya produk-produk hasil produksi seperti permen, gula asem, dll maupun produk dari mitra. Selain itu juga dijual produk pendukung lainnya seperti makanan dan minuman ringan. Juga dijual berbagai souvenir khas tentang museum manis seperti kaos, gelang ukiran dari bambu, gantungan kunci, pen, tas, dan lain-lain.
Bangunan
museum yang digunakan merupakan bangunan bekas peninggalan yang masih layak
digunakan. Sehingga, modifikasi perlu dilakukan untuk menunjang program ini.
Seperti modifikasi ruang untuk bioskop mini dan galeri produk. Namun,
modifikasi yang dilakukan harus tetap menjaga nilai seni dan sejarah bangunan.
Di meja
penerima tamu, pengunjung melakukan registrasi dengan menuliskan biodata
singkat/ kuisioner yang berfungsi sebagai media pengukuran tingkat kepuasa
pengunjung. Sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada berbagai aspek
yang diperlukan. Selain itu, pengunjung juga harus membayar biaya dengan
nominal yang ditetapkan manajemen untuk dapat masuk dan menikmati segala
fasilitas yang ada di museum.
Pengunjung
sebaiknya merupakan rombongan, namun jika pengunjung datang secara individu
tetap akan dilayani untuk penjelasan isi
museum. Namun, untuk pemutaran film dokumenter di bioskop mini dilakukan pada
jam-jam tertentu saja untuk pengunjung umum. Sedangkan untuk pengunjung dalam
bentuk rombongan dapat disesuaikan waktunya dengan jadwal rombongan.
Jika
pengunjung akan mengikuti pelatihan pembuatan produk, maka harus mengonfirmasi
minimal 1 minggu sebelumnya agar manajemen dapat mempersiapkan bahan-bahan
serta membayar biaya pelatihan sesuai kebijakan manajemen. Pelatihan produk
dipimpin oleh tutor yang juga merupakan pegawai museum manis. Produk yang dapat
dibuat diantaranya : dendeng, permen gula, gula asem, dan produk-produk lain
yang berbasis gula dan menarik. Jika sedang tidak ada pelatihan, tutor akan
bekerja membuat produk-produk berbasis gula untuk dijual di galeri produk.
Geleri
produk terbuka untuk umum, sebab selain menjual produk-produk hasil produksi
museum manis, juga menjual produk-produk umum lainnya. Di sisi lain teras depan
museum dapat dijadikan tempat melepas lelah atau menghabiskan waktu bagi para
pengunjung sambil menikmatin produk dari galeri manis.
- Field Trip
Kegiatan ini dilakukan dengan
berjalan-jalan mengelilingi pabrik. Hal ini hanya dilakukan juka pabrik dalam
masa tutup giling. Sebab jika dalam masa proses produksi/ buka giling selain
dapat mengganggu berjalannya proses juga dikhawatirkan akan keselamatan
pengunjung.
Kegiatan
ini jika memungkinkan dapat dilakukan dengan menaiki kereta tebu dengan gerbong
yang telah dimodifikasi. Lebih baik lagi jika dimulai dari awal, yaitu dari
kebun tebu dimana pengunjung dapat mencicipi rasa tebu asli dari kebun, laku
mengelilingi tempat-tempat bersejarah pabrik, serta mengikuti alur proses
produksi tebu menjadi gula pasir. Saat pengunjung melakukan perjalanan, ada
petugas yang memberikan penjelasan. Sehingga pengunjung selain dapat menikmati
wisata alam/ pemandangan alam yang indah juga paham mengenai sejarah pabrik
tebu tersebut dan paham akan proses pembuatan gula pasir dari awal (tebu) hingga
gula pasir siap edar.
Peserta
kegiatan ini dikhususkan bagi pengunjung dalam rombongan, misal : Studi Wisata
anak sekolah, kunjungan mahasiswa, kunjungan perusahaan, dll. Jumlah biaya dan
kisaran jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini ditentukan oleh manajemen.
Konfirmasi kegiatan ini harus dilakukan dalam kurung waktu tertentu sebelum
kunjungan untuk persiapan manajemen.
- Kewirausahaan Manis
Program Kewirausahaan Manis lebih ditujukan
sebagai salah satu sumber pendapatan yang dapat menunjang keberlangsungan
program Agrowisata Manis ini. Terdiri dari galeri produk, pembuatan dan
pelatihan pembuatan produk serta membuka kesempatan kepada masyarakat untuk
bermitra.
Galeri
produk dibuka untuk umum dengan berbagai macam produk yang dijual, terutama produk
khas hasil produksi sendiri. Galeri dikemas dengan nilai seni dan budaya dimana
perabotan serta penataan yang memiliki nilai artistik dan sejarah.
Diperdengarkan alunan musik tradisional agar suasana klasik dirasakan setiap
pengunjung yang datang.
3. Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan
Menyongsong Agroindustri
di lingkungan Pabrik Gula di lingkungan PTPN X, ada banyak hal yang perlu
disiapkan oleh PTPN X. Kerjasama dengan pihak-pihak terkait harus dibangun dan
ditingkatkan. Sebab program seperti ini
masih cukup baru di masyarakat. Sehingga agar program ini dapat
berkelanjutan dengan baik maka perlu dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak,
diantaranya:
a. Pemerintah. Pemerintah melalui Kementrian BUMN harus
dapat membuat kebijakan yang mengatur dan mengontrol terlaksananya program
Agrowisata ini. Selain itu, juga dapat menganggarkan dana-dana yang
dipergunakan untuk pengadaan serta pemeliharaan infrastruktur dari program ini.
Juga membantu dalam mempromosikan program ini kepada masyarakat. Selain
menyiapkan keperluan dari segi infrastrukturnya, perlu disiapkan pula dari segi
tenaga kerja atau SDM (Sumber Daya Manusia). Sebab beberapa kegiatan dari
program ini akan terus berjalan sepanjang tahun, seperti pembuatan dan
pelatihan produk dan museum manis. Namun, kebutuhan tenaga kerja untuk program
ini tidak keseluruhan merupakan tenaga rekrutan baru karena beberapa bagian
dapat diambil dari karyawan pabrik yang selama pabrik tutup giling tidak
bekerja.
b. Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata . Dinas Kebudayaan dan Pariwisata daerah sekitar juga patut dilibatkan
dalam hal pemasara utamanya. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan untuk
memasukan Agrowisata Manis ini sebagai salah satu program pariwisata unggulan
daerah tersebut. Sehingga dapat lebih luas sebaran informasi serta dapat
membantu pemasukan daerah melalui pajak dan pemasukan lainnya.
c.
Dinas Pendidikan. Dinas Pendidikan dapat dilibatkan dalam program
ini untuk melebarkan pasar ke dunia pendidikan. Sebab dalam program ini di
angkat nilai edukasi yang sangat bermanfaat bagi siswa atau mahasiswa. Mereka
dapat mengetahui tentang proses apa saja yang terjadi di dalam PG berikut
penjelasan umumnya. Sehingga diharapkan nantinya ada banyak
cendekiawan-cendekiawan muda yang tertarik dan mengembangkan industri gula
bangsa Indonesia.
d.
Lingkungan
Sekitar. Diperlukan peran masyarakat sekitar untuk mendukung program ini. Sebab, dengan kondisi
lingkungan yang baik akan lebih menarik wisatawan untuk berkunjung. Tenaga ahli
dari lingkungan sekitar juga sangat diperlukan, missal sebagai pemandu di dalam
museum, tenaga pengajar atau pembuat produk, dan lain-lain.
4. Langkah-Langkah yang Dapat
Dicapai
a.
Membuat
program ”Agrowisata Manis” di tiap Pabrik Gula di lingkungan PTPN X.
b.
Mempersiapkan
segala infrastruktur pendukung program.
c.
Melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait
d.
Membangun kerjasama dan melakukan promosi kepada
masyarakat dengan intensif
e.
Membuat acara-acara tahunan yang memiliki nilai
sejarah dan budaya pada saat-saat tertentu dengan melibatkan masyarakat umum.
Misal pada saat buka dan tutup giling.
5. Analisa
SWOT
a. Strenght
·
Warisan bangunan, cerita, dan peralatan yang
memiliki nilai sejarah tinggi.
·
Belum ada wisata sejarah yang diselaraskan
dengan wisata edukasi di Indonesia
·
Agrowisata merupakan salah satu alternative
tujuan wisata popular saat ini
·
Wisata sejarah lebih diminati wisatawan
mancanegara dan wisatawan domestik dari kalangan pelajar.
b. Weakness
·
Karena masih baru, sehingga pengetahuan
masyarakat akan Agrowisata Manis masih kurang. Namun hal ini dapat diatasi
dengan promosi yang lebih gencar menggunakan berbagai metode.
·
Perlunya penataan ulang beberapa area lingkungan
pabrik sehingga dapat lebih menarik pengunjung serta penyesuaian pola kerja
karyawan
·
Pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang
program
c. Opportunity
·
Memperbaiki image
dari pabrik gula menjadi lebih baik
·
Dapat menjadi sumber alternatif pemasukan pabrik
·
Terbukanya kesempatan dalam pengembangan
Agrowisata dengan nilai sejarah dan edukasi
d. Thread
·
Adanya tempat-tempat Agrowisata yang mulai
banyak dikembangkan di berbagai tempat.
6.
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan
Teknik pengimplementasian menggunakan
atau memanfaatkan segala aset yang bernilai dari Pabrik Gula di lingkungan PTPN
X. Selain itu dikemas dengan metode wisata edukasi dan dikelola oleh manajemen
terpisah atau dalam Divisi Humas Pabrik Gula. Juga dengan melibatkan
pihak-pihak terkait demi keberlangsungan program.
7.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh
Citra masyarakat akan Pabrik Gula
akan lebih baik dimana lingkungan sekitar dapat memanfaatkan suasana taman
museum manis sebagaitempat rekreasi dan bermain anak-anak. Selain itu juga
dapat membuka kesempatan berwirausaha dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Aset-aset dari pabrik gula yang
memiliki nilai sejarah dapat terselamatkan dan terlestarikan. Serta sebagai
wujud peran pabrik gula dalam hal sosial kepada masyarakat. Juga mendapatkan
pemasukan tambahan ke dalam pabrik gula.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer