1. Mencegah terjadinya Kanker pada Saluran pencernaan
Peran bakteri probiotik dalam meningkatkan sistem imun yaitu dengan hasil-hasil metabolismenya (metabolit) yang toksik bagi bakteri patogen dimana bakteri patogen hasil metabolitnya dapat bersifat karsinogenik bagi manusia. Pada kasus kanker kolon dimana dapat terjadi dikarenakan adanya perubahan (mutasi) DNA akibat adanya senyawa kasinogen dari bakteri patogen. Menurut Elie Metchnikoff, pembusukan (putrefeksi) oleh bakteri dalam usus besar menghasilkan senyawa-senyawa beracun yang memasuki peredaran darah dimana prosesnya disebut “autointoksikasi” yang dapat menyebabkan penuaan danbeberapa penyakit degeneratif. Sehingga, jika keberadaan dari bakteri patogen (pembusuk) dapat ditekan oleh bakteri probiotik, maka efek dari terjadinya mutasi DNA (sebab terjadinya kanker) dapat diminimalisir pula.
2. Membantu Proses Metabolisme
Dengan adanya probiotik dalam saluran pencernaan, maka dapat meningkatkan proses metabolisme bahan-bahan pangan yang akan menjadi sumber energi. Hal tersebut terjadi karena bakteri probiotik bermetabolisme dengan melakukan katabolisme dimana akan memecah makro molekul menjadi molekul yang lebih sederhana. Sehingga molekul-molekul sederhana tersebut dapat lebih mudah diserap dan digunakan oleh tubuh. Seperti dengan memecah laktosa karena bakteri probiotik bekerja dengan enzim β-D-Galaktosidase sehingga bagi penderita Lactoseintolerant dapat mengonsumsi susu.
3. Meningkatkan Sistem Imun
Fungsi probiotik dalam meningkatkan sistem imun yaitu dengan menurunkan viabilitas bakteri-bakteri jahat (patogen) yang dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit pada manusia. Jumlah patogen dalam tubuh (saluran pencernaan) dapat ditekan oleh probiotik karena dalam bermetabolisme, bakteri probiotik seperti Lactobacilli dan Bifidobacteria akan menghasilkan metabolit-metabolit yang bersifat bakteriosin (toksik bagi bakteri) seperti asam- asam organik (asam laktat) dan akan menurunkan keasaman dalam saluran pencernaan. Seperti mengurangi jumlah bakteri Helycobacter pylori pada lambung yang dapat menginfeksi lambung.
4. Menghasilkan Vitamin
Bakteri dari golongan Lactobacillus mampu menghasilkan vitamin B (niasin, piridoksin, dan asam folat) di saluran pencernaan. Sehingga, selain menghasilkan asam-asam organik, metabolit dari bakteri probiotik berupa vitamin-vitamin. Kenaikan kadar vitamin-vitamin ini sebagai hasil kerja bakteri saat proses fermentasi serat yang tidak tercerna yang masuk dalam usus besar.
5. Menurunkan Kolesterol
Bakteri jenis L. Acidophilus dan Bifidobakterium bifidum dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh secara tidak langsung. Kemampuan ini berasal dari zat faktor antikolesterol yang menghambat kerja enzim pembentuk kolesterol. Pengurangan kolesterol juga terjadi karena selama pertumbuhan bakteri menyerap sejumlah zat kolesterol ke dalam selnya. Penyerapan ini terjadi di usus kecil dan membantu mengurangi kolesterol dalam darah. Beberapa strain Lactobacillus mampu mensekresi garam empedu hidrolase, yang akan mengkatalisis hidrolisis glisin dan taurin yang terikat pada garam empedu menjadi residu asam amino dan asam empedu bebas yang tidak mudal larut dalam air, sehingga akan mengurangi absorpsi di lumen usus. Dekonjugasi asam empedu akan menurunkan kolesterol serum dengan meningkatkan pembentukan asam empedu baru untuk menggantikan asam empedu yang hilang dalam siklus enterohepatik. Inkoroporasi antara molekul kolesterol dengan bakteri sehingga akan menghambat/ mengurangi penyerapan oleh mukosa saluran pencernaan ke dalam aliran darah. Efek hasil produk fermentasi probiotik, yaitu diantaranya adalah SCFA (Short Chain Fatty Acid) diantraanya yang cukup banyak dihasilkan adalah asetat dan propionat. Propionat dari studi yang ada mampu menghambat sintesis asam lemak.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer